Menurut yang dilansir laman Huffington Post, Kamis (28/11/2013), dalam dokumen disebutkan bahwa dua dari target tersebut terlibat propaganda Al Qaeda dan ada juga yang terlibat dalam 'pergaulan online'.
Dalam dokumen itu juga disebutkan bahwa tidak satupun dari enam target tersebut tinggal di Amerika Serikat, tetapi ada satu orang yang teridentifikasi sebagai warga Amerika.
Para aktivis muslim radikal itu dicurigai menggunakan media sosial seperti YouTube dan Facebook untuk menyebarkan ide-ide kontroversial. Namun nyatanya tidak satupun dari enam target yang dimata-matai itu secara langsung terlibat dalam terorisme.
Dalam sebuah email kepada Huffington Post, Direktur Urusan Publik National Intelligence --Shawn Turner-- seolah membela tindakan NSA. "Tidak mengherankan jika pemerintah AS menggunakan semua alat yang sah yang dimiliki untuk menghambat upaya target teroris", ujarnya.
Di lain sisi juru bicara Privacy International Mike Rispoli mengatakan, "Apa yang menakutkan dari NSA adalah mereka mengumpulkan sejumlah besar informasi setiap orang, termasuk aliran politik, kontak, status hubungan dan sejarah penggunaan internet Anda".
No comments:
Post a Comment